Pengertian Kavitasi
Istilah kavitasi digunakan untuk menggambarkan fenomena perubahan fase dari zat cair ke zat gas, dengan kata lain kavitasi adalah pembentukan gelembung gas yang terjadi pada area hisap pompa (suction pump) karena tekanan sangat rendah sampai dibawah tekanan jenuh cairan tersebut.
Air dapat menguap ketika mencapai titik didihnya, kita semua pasti tahu bahwa air akan mendidih pada temperatur 100⁰ C, tetapi itu hanya berlaku ketika tekanan udaranya 1 atm pada ketinggian sea level, sehingga ketika ketinggian bertambah maka tekanan akan turun dan titik didih air akan menjadi lebih rendah temperaturnya.
Dapat dilihat pada gambar diagram di atas, bahwa air dapat mendidih pada suhu 0.01⁰ C ketika tekanan udaranya 0.006 atm absolut.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa perubahan fase dari zat cair ke gas di pengaruhi oleh faktor tekanan udara dan faktor temperaturnya.
giuhlaalknvlavnlkvnlz
Kavitasi pada pompa dapat terjadi karena NPSHA (available) nya lebih rendah dari pada NPSHR pompa (required), sehingga NPSH nya menjadi negatif. NPSH adalah (net positive suction head) pompa tersebut, yaitu tekanan pada area hisap (suction) pompa, Karena pompa beroperasi menghisap cairan dari tanki dengan kecepatan aliran dan putaran impeler pompa yang sangat tinggi sehingga tekananya pun akan turun. Hal ini dapat terjadi karena ?
Apabila aliran fluida yang melalui pipa dengan kecepatan tinggi maka tekananya akan menjadi rendah (Bernoulli).
Lalu bagaimana caranya mengatasi kavitasi itu ?
Berikut cara mencegah terjadinya kavitasi yaitu :
Persamaan untuk meninjau kavitasi adalah NPSH.
NPSH ini harus bernilai positif, apabila negatif maka kavitasi telah terjadi.
NPSH = (P atm - Pv/𝛒g) -Z
Lalu untuk pengaplikasian pada pompa dan piping diperluas persamaanya menjadi :
NPSH = (P atm - Pv/𝛒g) -Z - NPSH(required) - H(lose)
1. P atm : tekanan atmosfer semakin tinggi dari sea level, maka tekanan udara semakin rendah, karena itu akan meningkatkan resiko kavitasi (jika NPSH menjadi negatif).
2. Pv : tekanan jenuh, temperatur cairan yang dipompa sangat berpengaruh pada nilai NPSH. Semakin tinggi temperatur yang di pompa, maka resiko kavitasi semakin tinggi.
3. Z : ketinggian kolom air suction ke pompa, semakin tinggi pompa dari kolom air yang dihisap, kemungkinan kavitasi akan semakin tinggi. Semakin tinggi kolom air terhadap pompa semakin rendah resiko kavitasi.
4. NPSH (required) : pompa umumnya memiliki karakteristik NPSHR nya sendiri-sendiri.
5. H (lose) : Panjang pipa suction, jumlah sambungan, strainer, akan mempengaruhi rugi tekanan yang akan mempengaruhi besarnya tekanan NPSH.
Dampak Terjadinya Kavitasi
1. Suara Kasar dan Vibrasi Pada Pompa
Suara kasar dan vibrasi pada pompa timbul akibat adanya gelembung-gelembung udara yang ikut terbawa oleh aliran air, sehingga ketika gelembung tersebut pecah karena melalui area dengan tekanan yang lebih tinggi, pecahan gelembung tersebut menghasilkan shock pada dinding pompa sehingga menimbulkan suara yang berisik dan menyebabkan vibrasi.
2. Kapasitas Pompa Berkurang
Kapasitas pompa berkurang karena pompa tidak hanya mengalirkan cairan saja akan tetapi cairan yang bercampur dengan udara sehingga dapat menurunkan kapasitas dan efisiensi pompa, karena banyaknya gelembung udara yang dihisap oleh pompa.
3. Mengakibatkan Kerusakan Pada Impeler Pompa
Kavitasi dapat merusak impeler pompa akibat dari pecahan gelembung udara yang menimbulkan tumbukan (shock) pada dinding impeler pompa yang terjadi secara terus menerus maka dapat mengikis dan melubangi impeler pompa. Tumbukan (shock) dapat terjadi ketika gelembung udara melalui tekanan yang lebih tinggi dan gelembung udara mulai pecah maka rongga udara yang tadi pecah akan di isi oleh air dengan sangat cepat sehingga menimbulkan gelombang micro, gelombang micro lebih berbahaya ketimbang gelombang yang lebih besar, karena gelombang micro akan langsung menyerang butir material dan mengikisnya secara perlahan.
Proses terbentuknya gelembung hingga gelembung itu pecah hanya memerlukan waktu singkat sekitar 0,003 detik (Karassik dkk, 1976). Gambar di bawah adalah contoh dari erosi kavitasi pada impeller pompa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video diabawah ini.
1. Posisi pompa harus di bawah permukaan air atau NPSH nya tidak negatif,
2. Memantau temperatur fluida agar tidak terlalu tinggi,
3. Mengurangi sambungan pada area hisap,
4. Menaikan satu tingkat diameter suction pipe,
5. Pilih pompa yang memiliki NPSHR yang rendah,
6. Menurunkan kecepatan putar impeler pompa.
Komentar
Posting Komentar